12 Mei 2008

Refleksi Hari Ini (Era Baru Buat Saya Merasa Aneh)


beberapa waktu lalu saya dan teman saya menghadiri sebuah acara pentas seni sma negeri di surabaya. pensi yang diadakan di parkir timur delta plaza ini menghadirkan bintang tamu band asal bandung, the changcuter. band yang sedang naik daun ini mampu menyedot cukup banyak penonton, yang kebanyakan siswa sma negeri yang mengadakan pensi itu tentunya. acara dimulai sejak siang hingga malam kira-kira 23.00. untuk masuk saja para penonton harus antri dan berdesak-desakan hingga mengular lebih dari 3o meter dari pintu masuk.

yang membuat saya tergangu ialah sepasang remaja. remaja ini, yang laki-laki bergaya rambut poni menyamping sampai menutupi mata bagian kiri dengan bagian belakang cepak, menggunakan tindik di bibir dan telinga berlubang sebesar uang koin emas seratus dan di ganduli anting bulat. sedangkan yang perempuan saya tidak seberapa tahu sebab ia berada dalam pelukan laki-lakinya yang ada di depan saya. si remaja laki-laki ini secara wajar dan santai memeluk, mencium, bahkan (maaf) memegang buah dada si remaja perempuan. dalam beberapa kali kesempatan saya juga mendengar umpatan yang cukup keras dari si remaja perempuan, bukan karena perilaku kekasihnya melainkan teman di depannya.

setelah berkutat dengan antrian dan pemandangan yang menggerahkan akhirnya saya dan teman saya masuk. di dalam saya menemukan beberapa hal yang membuat saya bertanya kenapa perubahan begitu cepat dan lebih condong ke arah negatif?

di dalam tempat pertunjukkan ini saya menemukan hampir semua remaja laki-laki merokok, sebagian bertindik, rambut poni miring sebelah dan bagian belakang cepak, berkata dan bersikap kasar apabila berkomunikasi dengan teman sesama remaja laki-laki. remaja perempuan juga tak kalah dalam membuat saya bertanya-tanya tentang perkembangan saat ini. remaja perempaun biasa menggunakan celana pensil ketat, baju ketat dan berwarna mencolok, biasa dengan asap rokok, dan ada yang banyak meniru gaya wanita dewasa seperti membawa tas di pundak dengan menggapitnya di antara tubuh dan siku.

musik yang disuguhkan oleh band-band ini juga rata-rata rock. bahkan ada sebuah band tamu yang secara eksplisit meminta para penonton untuk mengumpat umpatan khas surabaya lebih dari 10 kali. sungguh aneh, umpatan menjadi sebuah kebanggaan dan para penonton pun dengan senang hati (bahkan bangga) mengumpat dengan keras secara bersama-sama.

sekali lagi, apa yang terjadi dengan generasi muda saat ini saya tak tahu. siapakah yang patut dimintai pertanggungjawaban atas semua ini? orang tua, masyarakat sekitarnya, sekolah, pemimpin RT sampai Presiden, anggota dewan, atau mereka sendiri?

memang dibutuhkan sebuah kekuatan besar untuk menciptakan kembali generasi yang berbudipekerti luhur serta bertanggungjawab namun, tak adakah langkah kongkrit yang telah dilaksanakan? ini pertanyaan untuk kita semua.

perkembangan memang tak bisa dibendung tapi perkembangan dapat kita saring. bukan hanya para remaja kita yang harus "didandani" tapi juga seluruh bangsa ini.