22 Desember 2008

Teman Sebangku SMP


anda masih ingat dengan teman sebangku anda ketika SD, SMP, dan SMA? tentu memerlukan ingat ekstra untuk mengingat mereka semua. seperti halnya saya, saya hanya menghafal teman sebangku mulai SMP sampai SMA saja, sdangkan teman SD saya sudah lupa. teman-teman sebangku saya tergolong unik dan memiliki kenangan tersendiri.

teman sebangku saya dikelas pertama saat saya SMP bernama Erick. Erick berpostur tinggi dan kuat, keturunan arab namun nakalnya minta ampun. dia pernah curht pada saya mengenai keluarganya yang "ya ampun" sampai keinginannya menjadi "penguasa" di SMP kami. keinginan itu ia unjukkan dengan menantang para jagoan di sekolah, tak perduli kakak kelas dan dia berhasil. hebat bukan!!! ternyata keinginan menguasainya mulai merambah ke sekolah lain yang terletak di belakang sekolah kami, sebuah sekolah swasta yang lumayan "garang". padahal saat itu kami baru menginjak catur wulan II. saat itu masa belajar dibagi menjadi empat bulanan.

ketika melakukan ekspansi ke sekolh lain itu, erick di ejek oleh ketua genk sekolah swasta tersebut dengan mengatakan kalau erick nggk punya nyali terbukti dengan tidak adanya tindik di tubuhnya. kontan saja erick naik pitam dan meminta saya melakukan Piercing , sebagai anak "baik-baik" saya menolak secara halus karena saya takut melihat jarum. akhirnya erick menemukan orang lain yang tega menindiknya, Wulan namanya. cewek paling "buas" secara harfiah dan kiasan. tapi tetap saja mereka melakukannya di depan saya. Allahuakbar!!! ternyata erick bukan menindik telinganya tetapi hidungnya yang mancung, katanya kalau di telinga kurang jantan. dia dan wulan telah mempersiapkan seperangkat alat tindik sederhana, cukup jarum jahit, es batu, dan topi sekolah. es batu digunakan sebagai bius lokal dan topi sekolah sebagai alat gigit waktu dia ditusuk. melihat ekspresi sakit dan topi yang robek digigit erick saya makin sadar kalau itu tindakan gila.

setelah itu, saya menjadi komplotan tidak langsungnya sebab saya membantu dia melakukan kegiatan pacaran dengan teman sekelas. saya mengalah dengan tukar tempat duduk dengan ceweknya sementara saya duduk dengan cewek teman. suatu kali, ketika erick lagi pngen ber-indehoi dengan ceweknya kami tukar tempat duduk lagi. tiba-tiba ibu guru akuntansi marah karena erick dan pacarnya tidak mengindahkan pelajaran dan tidak mengerjakan tugas. karena tahu saya pindah tempat duduk saya juga dimarahi ibu itu bilang kalau saya komplotan erik padahalkan enggak (hiks,... hiks,... ) kena fitnah deh saya.

beberapa minggu kemudian erick dikeluarkan dari sekolah karena sebuah kejadian iseng yang telah kelewatan dan menumpuk. erick membawa petasan di kelas lalu menyulutnya kontan suara ltusan menggema dan para guru berhamburan keluar dari ruang guru yang terletak tepat didepan kelas kami. setelah kejadian itu erick "dikembalikan ke orang tuanya"

selanjutnya, saya mengarungi hidup sisa dikelas I dengar berganti-ganti pasangan (hehehehe pasangan teman sebangku, bukan yag lain)

naik kekas dua saya menjadi ketua kelas. kelas kami eksklusif karena menjadi satu-satunya, the only one kelas yang berada di lantai dua. tak ada yang terlalu berkesan dengan teman sebangku saya saat itu, Basuki namanya. karena hidungnya menikung dia dipanggil betet. basuki terkesan adem ayem bahkan bisa dibilang malas. untungnya teman yang duduk didepan saya Muhammad Wicaksono encer otaknya, jadi saya lebih suka berdiskusi denga dia. Wicaksono terlahir muslim namun pindah agama menjadi nasrani karena faktor ekonomi. bapaknya tukang becak dan tak mampu membiayai sekolahnya tapi otaknya encer banget.

suatu kali ketika ibu guru sejarah yang sepuh tak kunjung datang, saya mengajak teman-teman bermain basket dilapangan basket sekolah. bola basket saya ambil dari ruang TU yang sepi (hehehehe)ketika guru masuk kelas saya tidak peduli. ketika telah capai bermain basket saya dan teman-teman yang hampir setengah kelas masuk kelas tapi di usir. bukannya menyesal saya an teman-teman malah senang dan bermain kembali, ada yang ke kantin.

keesokan harinya wali kelas kami datang, dan saya kembali dengan teman-teman yang lain telat masuk kelas. saya tak dijinkan duduk dan separuh teman yang kena absen kemarin di suruh berdiri di muka kelas. kami di marahi abis-abisan tapi saya malah cengar-cengir. ketika ibu guru wali kelas capai memarahi kami di suruh duduk kembali kecuali saya. saya tetap berdiri didepan kelas sementara pelajaran geografi berlangsung. teman-teman banyak yang menertawai saya.

kenakalan kelas kami memang Naudubillah suatu ketika ibu guru ekonomi kami yang galak mengajar di panggil oleh kepala sekolah. seorang teman yang "gila" memasukkan remahan kapur tulis beberapa genggam kedalam tas ibu guru itu kotn saja ketika kembali dan tau tasnya penuh dengan kapus kami dimarahi abis-abisan sampai-sampai beberapa guru dan kepala sekolah harus turun tangan. para guru itu memarahi kami dan meminta kami mengaku siapa yang memasukkan kapur ke dalam tas, kami diam saja. aku sebenarnya tak tahu siapa yang memasukkan kapur itu. saya sedang mengerjakan tugas dengan Wicaksono. kami dilarang pulang meski jam pelajaran telah usai. karena memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi alias cari muka saya angkat tangan dan mengatakan bahwa saya yang bertanggung jawab. sementara itu ibu guru ekonomi serisak dan mengatakan bahwa tidak mungkin saya sebab beliau melihat saya mengerjakan dengan serius serta mempercai tampang saya yang baik-baik (hahahahaha yang terakhir itu saya sendiri yang ngarang), oleh kepala sekolah saya di nasehati sebagai ketua kelas jangan melindungi anak buah yang nakal. akhirnya drama ini berakhir setalah lebih dari satu jam, teman saya mengaku juga akhirnya. saya menutup kelas dua dengan prestasi yang lumayan.

naik kelas tiga saya berubah seratus delapan puluh derajat. saya menjadi pendiam dan lebih fokus pada pelajaran sebab saya takut memperoleh hasil yang biasa dan gagal masuk SMA Negeri unggulan yang saya ingini. teman sebangku saya seorang lelaki kecil yang cerewet, ganteng, n kaya. dia pindahan dari Banjarmasin jadi bahasanya masih aneh tapi mulai bisa meso. Rizal nama anak itu, pernah menipu saya. suatu hari setelah olah raga di lapangan umum didekat rumah rizal saya singgah dirumahnya pengen minum. tapi melihat makanan yang berlimpah di dapur dan restu dari mamanya saya makan dengan lahap. dua kali saya nambah. selesai makan riza; dengan inosen bilang "Loh, kamu sekarang suka makan daging sapi toh?" dengan cengar-cengir dia melihat lauk yang kupikir perkedel yang rasanya aduhai enak sekali. kurang ajar betul rizal ternyata dia dari tadi tahu kalau itu daging dan mamanya rizal juga ikut tertawa sementara saya mulai merasakan mual.

menutup kelas tiga dengan nilai yang sangat memuaskan hingga saya bisa masuk SMA Negeri unggulan yang saya harapkan.