13 Januari 2009

Tinggal Aku


menantimu

tak tahu aku malam ini jadi apa?
ketika sepi jadi selimut
saat kabut buramkan mata pada langit

aku takut ketika malam datang
ketika yelda terjadi ditiap malamku
bukan lagi malam pertama musim semi yang panjang
bagai kasih tak sampai bulan dan matahari

malam

sepi itu sekali lagi menerjangku
merajam tiap sel yang mengatur nyawaku
menidurkan jiwa yang ambruk olehmu
petaka jadi biasa karenamu

gulita

aacchh,...
tergadai aku pada rasa
terlanjur serah terima padamu
maka, ku nanti yang tak berujung
ku tunggu kau yang berlari
bukan padaku tapi menjauh

+++++++++++++++++++++++++++++

Malam-Mu


tuhan,...
aku ingin bertanya padaMU
siapakah yang lebih dulu ada
hamba ataukah alam?

ketika sayap-sayap sepi
menggenapi aku jadi seribu diam
aku bertanya padaMu
dan alam menjawab dalam tanda
bukan lambang

tuhan,...
benarkah surga itu milikMu?
lalu kenapa Kau janjikan padaku
makhluk kasat mata penuh dusta
yang mencari semua karena janji
bukan karna diri

aku bukan siapa-siapa, Tuhan
aku hanya sisi lain dari malam
gelap, sepi, dingin, tanpa cercah cahya

bulan bukan aku, tuhan
ia terlalu indah untukku
biarkan getir menyapaku
biarkan sepi jadikan aku sendirian

cinta itu, Tuhan
ialah kasih yang telah mengkristal
indah namun melukai.

Sayang,..


bosan, aku menepi tuju malam
kapan pagi menerkam
jangan hanya temani buram
aku ingin kau sang pualam

lelah jadi indah
mimpi tak terasa singgah

apakabar cinta?
sepertinya sama seperti biasanya
gejolak dan mereda

disana ada cahaya setitik
serangga hinggapi tak ada laik

sayang,...