24 Juni 2008

Tatto


aku bermimpi melihat matahari yang terbit dengan warna biru yang indah. kadang aku menyangka mimpi yang selalu sama setiap malam dalam dua bulan ini hanyalah sebuah ilusi kekanak-kanakanku saja. matahari dengan warnanya yang sempurna menyala kemudian cahya biru terpancar seolah cahaya itu ialah petunjukku bagiku. ya! sebuah petunjuk.

kali lain, aku bermimpi berada diantara suku maya di brasil. aku terikat pada sebuah pohon besar. tangan dan kakiku terbuka dengan hanya memakai cawat. di depanku ada sebuah api unggun besar yang sedang membara sedangkan para primitif itu menari mengelilingiku seakan aku santapan malam yang lezat serta harus di persembahkan pada dewa. mereka ters menari dengan teriakan dan dentuman tabuan yang membuat makin menyenangkan buat mereka tapi tidak dengan aku. keringatku seperti gerimis awal musim ketika salah satu orang yang aneh mendekatiku dengan membawa sebuah jarum sebesar jarum kasur.

dukun mengerikan itu kemudian menggoreskan jarumnya ke lenganku seakan sedang menggambar tubuhku dengan sebuah mantra. aku yang menjerit makin membuatnya beringas melukai kulitku. setiap darah yang menetes ia jilat dengan khusuk. ketika jarum itu menusukku makin dalam aku menjerit sekerasnya sampai aku terbangun.

aku pikir akan seperti dalam banyak cerita bahwa tubuhku tiba-tiba bertatto tapi ternyata tidak. malah aku berusaha mengingat bentuk gambar dukun gila itu pada kulitku. kubuat sketsanya dalam beberapa jam. setelah jadi segera aku berangkat ke sebuah distro yang menjual jasa membuat tatto. dan, Walllah! jadilah tatto pertamaku dengan bentuk unik yang aku sendiri tak mengerti artinya. seperti lambang cinta namun terbentuk dari dua ular yang saling berhadaan seperti saling menyerang dan melilit dengan tatapan mata yang tajam, namun aku melihat sebuah kebenaran dari situ. bahwa cinta ialah dua buah ego yang saling menyerang untuk memiliki dan kedua ego ini juga tak bisa dipisahkan dengan apapun termasuk pertengkaran mereka sendiri untuk menetukan siapa yang lebih dalam mencinta dan memiliki.

tatto pertama yang menjadi kebanggaanku. kata orang tatto lebih cocok untuk penjahat tapi bagiku tidak sebab aku bukan penjahat meski kadang aku berbuat jahat. aku lebih percaya dengan pendapat lain yang mengatakan bahwa tatto melengkapi jiwa tiap orang yang berupa puzzel. kehidupanku memangtidak berubah dengan adanya tatto ini meski kadang orang melihat aneh padaku. aku tetap tidur dengan nyenyak tiap malam dengan mimpi yang sama, serta pekerjaan yang sama tiap harinya sebagai kurir bunga.

setiap pelanggan yang kukirimi bunga dan melihat tattoku mereka bertanya apa arti tatto itu. meski terlalu sering mereka bertanya tapi tetap saja kujawab dengan sebuah senyuman yang paling ramah yang kumiliki. aku tak tahu arti sebenarnya sebab aku hanya menebak dan aku takut salah dalam menebak arti tatto pertamaku ini.

bunga-bunga inilah yang menghidupi aku dan adik-adikku, joan, harla, dan love. setiap pukul tujuh pagi aku membuka toko bunga warisan ini hingga pukul sembilan malam. hidup di tengah bunga membuat aku menikmati keindahan dengan cara berbeda dari orang lain. jangan sangka yang berlebihan, aku tak suka kekerasan, seks dengan sesama atau dengan kekerasan, aku juga bukan banci. perbedaan rasa itu pada bagaimana aku melihat keindahan dengan sudut pandang lain. misalnya orang biasa melihat keindahan dengan berupa karya seni atau alam yang luar biasa namun aku lebih menghargai keindahan pikiran kita. aneh dan kadang akupun tak mengerti.