01 April 2008

Selasa, 01 Apr 2008,
Sumbangkan Gaji sebagai Presiden

SEOUL - Jika ada pemberian penghargaan bagi pemimpin negara paling dermawan, Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak berpeluang besar untuk mendapatkannya. Sebab, dia akan menyerahkan seluruh gajinya selama lima tahun masa jabatan sebagai presiden.

"Saya telah berjanji memanfaatkan seluruh gaji saya sebagai pejabat untuk kesejahteraan masyarakat. Dan, menyumbangkan gaji saya sebagai presiden merupakan kelanjutan janji saya itu," ujar Lee.

Gaji pertama Lee sebagai presiden diterima pada 10 Maret lalu. Dia menerimanya dalam bentuk cek senilai KRW 16,5 juta (sekitar Rp 153 juta). Namun, Lee enggan menyebut angka pasti gajinya itu kepada para reporter.

Boleh jadi kemurahhatian Lee itu dipengaruhi masa kecilnya yang dibesarkan dalam keluarga pas-pasan. Supaya bisa bersekolah dan melanjutkan kuliahnya, Lee muda harus nyambi melakukan beberapa pekerjaan.

Politikus 66 tahun tersebut juga dikenal sebagai sosok dengan gaya hidup yang sederhana. Saking sederhananya, dia mengganti kursi di ruang kabinet yang mewah dengan perabot yang lebih sederhana.

Bukan kali ini saja Lee mendonasikan gajinya. Ketika menjabat wali kota Seoul periode 2002-2006, dia pun melakukannya.

Semasa berkampanye sebagai kandidat presiden Korsel akhir tahun lalu, pria yang juga mantan eksekutif perusahaan konstruksi tersebut memang berjanji untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaan pribadinya. Dia saat itu merupakan kandidat terkaya. Konon, harta pribadinya mencapai KRW 35,3 miliar (senilai Rp 331,885 miliar). Lee juga punya sebuah rumah peristirahatan di Seoul. (AFP/dia/ami)

andaikan saja presiden kita dan parapejabat di negeri tercinta kita ini mencontoh tindakan presiden korea selatan, rakyat indonesia tidak akan semiskin ini.
tidak perlu banyak, cukup 2,5% dari gaji para pejabat. sayangnya mereka malah sibuk menggembungkan perutnya sendiri dan para koloninya. para wakil rakyat sibuk mencari celah untuk tunjangan ini itu (misalnya, untuk laptop yang tidak bisamereka operassikan atau tentang tunjangan rumah dinas, padahal mereka sudah punya rumah sndiri dan banyak tunjangan lain lagi).
para kyai di negeriini juga jangan ikut-ikutan jejak para pejabat ya,... sebab itu saat ini sering terjadi!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

amieen,
tapi sayang semua itu cuma angan belaka. kalaupun ada yang mau nyumbang pasti di gede-gedein, padahal sih nggak seberapa dan hanya popularitasnya aja, maklumlah POLITIK