14 Oktober 2008

Sebuah Surat Putus Cinta


Sebelumnya maaf,…
Saya hanya ingin kamu mengerti dengan apa yang terjadi. Saya sedang berada dalam titik jenuh yang tidak dapat dimengerti, mengapa,…
Saya hanya ingin berada dalam dunia saya, saya hanya ingin bahagia, lepas dan bebas aeperti dulu. Karena inilah yang selama ini saya rindukan. Kebebasan !!!
Saya sedang ingin sendiri tanpa kamu. Saya jenuh. Bosan dan cepat marah bila ada kamu dan saya tak tahu kenapa.
Jangan terlalu berharap pada saya. Karena sesungguhnya perasaan saya yang dulu dan sekarang sudah berbeda, sanagt berbeda.
Ini memang menyakitkan, tapi saya juga perlu keegoisan untuk mendapatkan keinginan saya. Biarlah yang terjadi hanya menjadi rahasia saya, kamu dan Tuhan semata.
Maafkan saya, karena saat ini saya tak lagi mencintaimu seperti dulu. Semoga kamu mengerti. Dan tidak terlalu panjang berharap. Maaf saya sudah tidak tahan lagi dengan semua ini.
“mengertilah segala yang ku tulis dengan kedewasaan yang kau miliki”






sebuah surat putus cinta yang tentunya bikin semua orang yang merasa diputuskan akan mengalami luka yang bebbeda tingkatannya.
cinta bukan lagi hal yang indah ketika surat seperti ini telah melayang, bahkan semua akan terasa ambruk bagi penerimanya. tetapi bagaimana cara ia menanggapinya merupakan hal yang berbeda tiap orang.
cinta memang indah sekaligus pahit.
saya telah melalui ini semua dengan berbagai cara mulai dari paling hitam hingga paling biru. dan yang paling indah ialah prosesnya yang mebuat saya dn kita memberikan makna pada tiap kejadian tersebut.

bagaimana tanggapan kamu bila surat ini tertuju padamu? seorang kekasih yang mencintai tapi terbendung oleh ego diri.

Tidak ada komentar: