06 Februari 2009

Aku Panggil Dia, Sastra.


kurang ajar betul kau
belum apa-apa sudah buat kekasihku menangis
belum apa-apa sudah buat kekasihku menjerit
robek daging kucur darah karnamu.

asal kau tahu saja
aku tak rela kau buat ia begitu
tapi, akupun tak bisa apa-apa
aku tak ada disana ketika kau keluar

menangislah yang keras
tunjukan pada tiap malaikat bahwa
kau siap untuk dicatat dalam kitap-kitap sastra

tahu? aku bingung juga denganmu
kemarin-kemarin ketika aku dengannya kau tak ada
sekarang kau ada diantara kami
jangan ganggu tidurnya nanti malam!
sekali lagi jangan ganggu apalagi hanya kau minta itu

lebar senyumku mendengar kabarmu yang laki
basah hatiku baca kata-kata tak sempurna mengenang

kau tahu? sulitnya buat kau ada
ya! mesti ada cinta
mesti ada kasih
mesti ada aku dan kekasihku

mulai kini tak ragu kau bila ku panggil
cukup sebuah kata mahaindah ;
Abdillah Sastra Wijaya

ya, sayang.
kau aku panggil, Sastra.
tahu kenapa?
karena disana ada begitu cermin
karena abdillah, agar kau patuh pada-Nya
karena Sastra, agar kau kaya ilmu
karena Wijaya, agar kau lebih besar dari aku dan kekasihku

maka sekali lagi
aku panggil kau, Sastra.

(untuk ia yang menjadi "lelaki baruku" aku tak tahu harus buat apa. kau boleh marah. kau boleh benci. tapi jaga kekasihku. tak kan cukup maaf, hanya Neraka yang menungguku."

1 komentar:

Anonim mengatakan...

puisinya makin keren aja,
makasih ya buat semua doanya,